Jakarta – INFO BS : Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, M. Misbakhun menilai bahwa ekspor listrik hijau ke Singapura merupakan bukti Indonesia siap menjadi pemain kunci energi baru terbarukan (EBT) yang berkontribusi dalam transisi energi berskala global.
Misbakhun menyatakan dukungan penuh terhadap langkah strategis pemerintah dalam mendorong ekspor listrik berbasis EBT ke Singapura. Dukungan ini menyusul penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi, Sains & Teknologi Singapura Tan See Leng di Kantor Kementerian ESDM.
"Kerja sama lintas negara itu menandai langkah konkret Indonesia dalam memperkuat posisi sebagai pemain global di sektor energi hijau," katanya di Jakarta, Jumat (13/6/25) dilansir dari halaman fraksigolkar.
Oleh karena itu, menurutnya kerja sama tersebut merupakan momentum tepat ketika dunia sedang beralih ke sektor energi baru terbarukan.
Dalam perjanjian tersebut, kedua negara menyepakati tiga komitmen utama. Pertama, pengembangan Zona Industri Berkelanjutan yang akan mendorong kawasan industri ramah lingkungan dengan teknologi rendah emisi.
Kedua, kerja sama dalam interkoneksi dan perdagangan listrik lintas negara, termasuk pengembangan teknologi energi surya, angin, serta sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage System/BESS).
Ketiga, kolaborasi dalam penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas guna mendukung target emisi bersih.
Diperkirakan bahwa kerjasama ini akan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar. Pemerintah memproyeksikan tambahan devisa sebesar 4–6 miliar dolar AS per tahun, penerimaan negara antara 210–600 juta dolar AS per tahun, serta penciptaan lebih dari 418.000 lapangan kerja baru di sektor manufaktur, konstruksi, hingga pemeliharaan infrastruktur energi hijau.
“Ini momentum untuk mempercepat transisi energi sekaligus menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi pemain kunci dalam pasar EBT global,” tegas Misbakhun.
Misbakhun juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang agar kerja sama ini menghasilkan skema win-win solution bagi kedua negara.
Dia menilai kolaborasi dengan Singapura ini sejalan dengan komitmen menuju Net Zero Emission dan mendukung implementasi Paris Agreement.
"Pemerintah harus memastikan adanya dukungan regulasi dan insentif agar investasi dan transfer teknologi berjalan optimal, serta membawa manfaat jangka panjang bagi ekonomi nasional," pungkasnya.
