Notification

×

Iklan

Iklan

Ustad.H.M.Naviri Syafril : Regulasi Pemain Asing di Liga Gemerlap Dinilai Ancam Masa Depan Pemain Lokal

Senin, 22 September 2025 | 17.35 WIB Last Updated 2025-09-22T10:35:03Z


Jakarta   -  INFO BS  :  Musim 2025/2026 BRI Super League resmi menetapkan regulasi terbaru terkait kuota pemain asing untuk musim kompetisi mendatang. Dalam aturan tersebut, setiap klub diperbolehkan mengontrak hingga 11 pemain asing dengan rincian 9 pemain bisa didaftarkan, dan 7 pemain diizinkan tampil secara bersamaan di lapangan.

Aturan ini diyakini akan mendongkrak kualitas kompetisi dan daya tarik komersial. Tempo permainan diperkirakan meningkat, standar taktik lebih tinggi, dan sponsor maupun penonton akan lebih tertarik.

Aturan ini diyakini akan mendongkrak kualitas kompetisi dan daya tarik komersial. Tempo permainan diperkirakan meningkat, standar taktik lebih tinggi, dan sponsor maupun penonton akan lebih tertarik.

Namun, pemerhati sepak bola Muhammad Naviri Syafril menilai kebijakan ini ibarat pedang bermata dua. “Dengan tujuh pemain asing di lapangan, hanya ada empat slot untuk pemain lokal. Satu wajib U-23, artinya pemain senior lokal tinggal tiga posisi. Itu angka yang sangat kecil,” tegasnya senin (22/9/2025).

Dampak ke Pemain Lokal dan Tim Nasional

Kondisi ini membuat pemain lokal berpotensi kehilangan menit bermain yang vital untuk perkembangan mereka. Tanpa jam terbang, sulit bagi talenta muda untuk matang. Lebih jauh, stok pemain tim nasional bisa semakin terbatas.

“Liga akan tampak glamor, tetapi jangan kaget kalau timnas makin kesulitan mencari pemain siap pakai. Liga seharusnya menjadi laboratorium pembibitan, bukan hanya panggung hiburan,” lanjut Naviri.

Perbandingan dengan Liga Asia Lain

Jika dibandingkan dengan liga-liga Asia lain, regulasi di Indonesia kini terbilang paling longgar:

J-League (Jepang): maksimal 5 pemain asing non-Asia di lapangan, ditambah kuota bebas untuk pemain Asia.

K-League (Korea Selatan): sistem 3+1 (3 pemain asing bebas + 1 dari Asia).

Thai League (Thailand): format 5+1 (5 pemain asing bebas + 1 dari Asia).

BRI Super League (Indonesia): 7 pemain asing sekaligus di lapangan tanpa syarat khusus.

Perbandingan ini menunjukkan Indonesia menjadi liga dengan dominasi pemain asing paling besar di kawasan, sementara liga-liga maju justru menjaga keseimbangan antara kualitas kompetisi dan pengembangan pemain lokal.

Perlunya Kebijakan Penyeimbang

Naviri menyarankan agar regulasi ini tidak dijalankan mentah-mentah. Ia mengusulkan adanya kuota minimal pemain lokal starter, kewajiban jam bermain bagi pemain lokal senior, serta pembinaan akademi usia muda yang lebih serius.

“Kalau hanya mengejar glamor tanpa melindungi pemain lokal, sepak bola kita bisa jadi penonton di negeri sendiri,” pungkasnya.

Liga Mewah, Pemain Lokal Terhimpit

Regulasi 11-9-7 memang bisa membuat liga tampak mewah, tetapi risiko jangka panjang tidak boleh diabaikan. Tanpa keseimbangan, sepak bola Indonesia hanya akan menghasilkan kompetisi yang gemerlap di layar kaca, namun meninggalkan pemain lokal yang semakin kehilangan panggung untuk berkembang.(ktrB-01)


×
Berita Terbaru Update